Sehat Om?

Rabu, 12 Juli 2017

Saya sering sekali mendengar pertanyaan itu saat baru memulai obrolan dengan kawan ataupun orang yang baru saya kenal, atau saat sekedar bertegur sapa. Lantaran sering mendengar kalimat itu, akhirnya saya pun sering menggunakannya. Senang rasanya melihat yang ditanya tersenyum dan menjawab "Alhamdulillah.."
.
Bukan tanpa maksud. Menurut opini pribadi saya, kalimat tanya "Sehat Om?" itu mengandung doa dan pengharapan agar siapapun yang ditanya semoga senantiasa sehat wal afiat dalam kehidupannya. Ada semacam sugesti di dalamnya.
.
Memang betul kan? hal yang paling berharga dalam hidup ini ya kesehatan itu. Bukan harta ataupun tahta.
Apa gunanya harta jika tiap minggu cuci darah? Apa gunanya tahta dan kedudukan jika anda kemudian menderita struk, dan wajah menjadi miring-miring ga penting?
.
Coba sesaat direnungkan, dengan sehatnya raga anda berapa banyak hal yang bisa anda lakukan dengan normal? Melangkah ke masjid untuk sholat tepat waktu, mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan dan kecukupan hidup, traveling dari satu tempat ke tempat lainnya dan masih banyak lagi. Nikmat bukan?
.
Banyak hal yang dapat kita lakukan guna menjaga kesehatan. Dari kegiatan ringan seperti berjalan, beberapa langkah setiap hari, atau bahkan bagi anda yang kerjanya kebanyakan duduk cukup sering-sering lah berdiri untuk merenggangkan otot pinggang, pinggul dan paha.
.
Meskipun tetap, kita semua sadar dan tahu bahwa ada satu penyakit yang tidak akan pernah ada penawarnya, yakni mati.
.
Mati, dimanapun anda berada. Sesehat apapun anda, atau anda sangat berhati-hati dalam melakukan setiap hal, jika sudah saatnya mati. Maka matilah anda.
.
Ada orang yang sudah berhati-hati mengendarai motor di jalanan. Memakai helm, selalu memperhatikan rem, dan aware terhadap keadaan di sekitarnya. Selalu memperhatikan spion dan tidak pernah lupa untuk mematuhi setiap rambu lalu lintas. Tapi pada akhirnya dihantam bis yang melaju dengan kecepatan tinggi dari arah belakangnya lantaran rem blong. Isi kepala dan ususnya berhamburan lantaran tergencet ban bis besar tersebut yang beratnya berton-ton. Mati kan? Padahal dia sudah berusaha untuk berhati-hati dan berkendara seaman mungkin.
.
Ada pula bapak-bapak yang sedang berkaraoke ria bersama teman-temannya saat reuni SMA guna merayakan pertemanan yang sudah terjalin selama 30 puluh tahunan. Artinya Bapak dan teman-temannya tersebut sudah berkepala 4 atau 5. Hampir setengah abad umurnya. Salah satu sedang bernyanyi, tiba-tiba kehabisan nafas, lunglai jatuh dan mati. Ya Allah miris sekali. Pengennya sih mati dalam keadaan bersyahadat ya. Tapi takdir menuliskan yang sebaliknya, bapak tersebut mati dalam keadaan sedang lupa dengan Tuhannya. Na'udzubillah.
.
Yang terakhir. Baru-baru ini pernah lewat di timeline saya. Bapak-bapak yang meninggal dalam keadaan sujud, terekam jelas melalui CCTV di saat jama'ah lain mengikuti imam saat sujud, duduk di antara dua sujud, kemudian bangkit dari sujud saat tahiyat. Salah satu jama'ah tidak bangkit-bangkit lagi hingga imam salam dan sholat pun telah selesai. Setelah diperiksa, ternyata bapak tersebut sudah pergi meninggalkan dunia. MasyaAllah.. siapa yang ga mau meninggal dalam keadaan seperti ini?
.
Penutup. Tetap sehat ya? Karena dengan menjaga kesehatan maka kita sudah berupaya untuk menjaga amanah yang Allah titipkan kepada kita. Tentu saja usaha untuk menjaga amanah tersebut akan bernilai pahala di sisi Allah. Yuk kita jaga amanah ini, kita meminjam nya dalam keadaan normal, maka kita balikin ke Allah dalam keadaan yang tetap terjaga pula. Amiin.
.
"Sehat-sehat aja kan om?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2016. Tentang Apa Saja Yang Terlintas.
Design by Herdiansyah Hamzah. & Distributed by Free Blogger Templates
Creative Commons License