Birokrasi Indonesia

Rabu, 12 Juli 2017


"Maaf pak, saya mau daftarkan produk saya biar mendapatkan izin."
.
"Oh, silahkan mas.. ke loket sebelah sana."
.
"Terimakasih pak,.."
.
Pria itupun melangkah menuju loket yang ditunjuk oleh petugas sambil memeriksa dokumen untuk produk yang hendak ia daftarkan.
.
Tahapan-tahapannya sudah ia lewati, dan nampaknya proses pendaftaranpun berjalan lancar. "Alhamdulillah.." Gumamnya.
.
"Kira-kira berapa lama ya pak dari proses pendaftaran hingga sertifikatnya terbit?" Tanyanya ke petugas.
.
"Baik pak, jika lancar. Mungkin tidak lebih dari setahun sudah terbit pak. Ditunggu saja ya pak.." Petugas menjelaskan dengan sangat berwibawa.
.
"Wah.. terimakasih pak atas informasinya.. saya sangat terbantu." Balasnya.
.
"Sama-sama pak."
.
================================
.
3 tahun kemudian.
.
Dengan wajah memelas pria itu bertanya ke petugas.
.
"Pak, bagaimana dengan produk saya? Kok statusnya masih belum ada?"
.
"Wah saya ga tau pak. Coba ketemu dengan pak Maret, itu bagian beliau."
.
"Maaf pak, beliau pak Maret di mana pak ruangannya kalo saya boleh tahu?"
.
"Bapak ke lantai tiga saja, tanyakan dengan petugas di sana. Bapak ke bagian tengah gedung ini, di situ tepat di bagian kanan ada lorong menuju lift." Jelas petugas.
.
"Baik pak terimakasih."
.
Pria itu pun melangkah menuju lorong yang dimaksud kemudian dengan lift menuju lantai 3.
.
Di lantai 3 ia pun menanyakan perihal pak Maret yang dimaksudkan oleh petugas di bawah tadi. Ia menjelaskan maksud kedatangannya ke lantai 3. Petugas lantai 3 yang ditanyapun manggut-manggut.
.
"Baik pak tunggu sebentar Saya ke ruangan beliau dulu." Ujar petugas.
.
Pria tersebut mengangguk. Petugas meninggalkannya menuju ruangan pak Maret, Ia pun segera duduk di kursi yang sedari tadi tampak kosong. Sesekali ia melihat jam di tangan kirinya.
.
Beberapa saat kemudian Petugas datang menghampirinya.
"Maaf pak, pak Maret lagi ada tamu penting. Belum bisa diganggu. Bapak disuruh ke pak Juni di lantai 10."
.
"Jadi saya kesini mengganggu?" Gumam pria itu dalam hati.
.
"Baik pak. saya ke lantai 10. Terimakasih pak." Ujarnya.
.
"Sama-sama pak." Petugas menjawabnya.
.
==================================
*Di Ruangan pak Maret di lantai 3.
==================================
.
"Dower, jadi kapan lu ikutan reuni bareng kita-kita di singapur? Lu taun kemarin kaga ikutan parah lu!" Memet temannya Pak Maret
.
"Bukannya gw kaga mau ikutan nyet. Bini gw pengennya ke Eropa.. boleh dah ntar ikutan kalo ada lagi. lu kabar2in aja gw kalo ada info lagi nyet.. btw lu anak dah lulus dari ostrali lum?" Jawab pak Maret
.
"Ah malas gw nyekolahin anak kesono lagi dah.. biayanya bikin kantong bolong.." Memet
.
"Kocak lu nyet.. prestis banget lu nguliahin anak ke ostrali.. gw aja anak cuma lulusan UNJ." Maret
.
"Yoi.. gw gitu loh.. btw, lu bisa kan percepat pendaftaran produk gw? kelamaan tau kalo setahun." Memet
.
"Wani piro?" Maret. "Ah lu.. sama sohib gitu amat lu!" ujar Memet
.
"Ya sohib sih sohib.. tapi tau diri lah lu nyet." jawab Maret
.
"hahaha.. oke dah.. bisa diatur itu mah.. yang penting cepetan lu bantuin yak wer.." pinta Memet. "yoi.. tenang aja nyet.." jawab pak Maret.
.
===========================
*Di Ruangan Pak Juni di lantai 10
===========================
.
"Wah ini bukan wewenang saya pak, coba bapak ke lantai 4 ketemu pak Sember. Beliau ngerti kalo masalah beginian." Ujar pak Juni.
.
"Lho? tadi katanya pak Maret saya mesti ketemu pak Juni." Jawab pria itu.
.
"Ah, maret sembarang aja nunjuk-nunjuk. Pokoknya ini bukan wewenang saya pak. Saya juga lagi numpuk ini kerjaan." Pak Juni.
.
"Baik pak, terimakasih. Saya segera ke lantai 4 buat ketemu pak Sember." ujar pria itu.
.
*Selepas Pria tersebut meninggalkan ruangan Pak Juni.
Pak Juni pun kembali membuka layar komputernya.. Tentu saja setelah ia menginput password sebagai kunci rahasia untuk membuka komputernya.
.
Pak Juni pun melanjutkan main game kesukaannya sejak dulu saat masih SMA. "Solitaire.."
.
==============================
Pria itupun pun segera turun ke lantai 4 menggunakan lift menuju ruangan pak Sember.
.
Sesampainya di lantai 4, di ruangan pak Sember, oleh Pak Sember ia disuruh ke lantai 5.
.
Sesampainya di lantai 5, ia disuruh ke lantai 9
.
Tepat di lantai 9 ia disuruh ke lantai 2
.
Akhirnya dia mengunjungi lantai demi lantai naik-turun.
terus aja gitu bolak-balik sampai seabad..
.
Sampai kecoak terbang pake roket..
.
Sampe pentol Bakso ubanan
.
Sampe belalang tempur jadi belalang kupu-kupu
.
Sampai indonesia bukan lagi indonesia..
.
sampai bumi meledak karena kebanyakan birokrasi..
.
Sampai planet mars berubah jadi padang mahsyar.. urusan birokrasinya kaga kelar-kelar..
.
wkwkw... indonesia awalnya indah banget, ternyata ampe kiamat belum kelar-kelar kalo kaga pake pelicin. 
.
Cerita ini fiktif belaka..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2016. Tentang Apa Saja Yang Terlintas.
Design by Herdiansyah Hamzah. & Distributed by Free Blogger Templates
Creative Commons License