Multi Level Sins

Amri baru selesai memanaskan Honda supra fit-nya. Selalu setelah 5 menit memanaskan kendaraan ia langsung menancap gas dan melaju di jalan raya menuju tempat biasa dia mejajakan dagangannya. Getuk.

Suasa dini hari sama dengan hari-hari yang lain, terasa sejuk meski pada musim panas sekalipun. Amri terbiasa berangkat dari rumah kontrakannya jam 3 dini hari, sebelum menjajakan dagangan getuknya, Ia mampir terlebih dulu di sebuah langgar tepat 1 km sebelum pasar untuk menunaikan sholat subuh. "Biar lebih deket dengan pasar" terangnya suatu hari ke sesama pedagang.

Namun tumben sudah setengah jam lebih Amri belum mematikan Honda yang ia panaskan. Bahkan lima jam kemudian barulah motor tersebut mati sendiri, tepatnya jam 8 pagi, itupun lantaran bensin yang tersisa di tangki sudah tidak lagi mencukupi.

Siang harinya tepat setelah sholat Dzuhur, langgar di kelurahan tempat Amri mengontrak mengumumkan kabar kematian Amri si pedagang getuk. Ya.. Amri dinyatakan meninggal dini hari tadi. "Angin duduk.." kata dokter yang mendiagnosanya.

Sungguh..kematian datang kapan saja ia mau. Bagai seringai serigala yang mengintai kawanan biri-biri. Tak kenal muda ataupun tua. Kaya ataupun miskin. Ketika kau lengah, maka nafasmu kan terhenti tanpa sempat kau sadari.

Namun, Kematian ada bukan untuk ditakuti dan dihindari, karena ia adalah keniscayaan. Bagi hamba yang cerdas, ia selalu siap dan mempersiapkan segala hal yang Ia perlukan nanti, iya.. nanti tepat malam pertama di dalam kubur. Di saat langkah derap kaki kerabat dan handai taulan satu persatu meninggalkanmu yang sendiri dan terbalut pakaian terakhirmu.

Bukan saja amalan ritual yang rutin dikerjakan.. tapi eloknya akhlak dan indahnya tutur kata adalah salah satu modal agar di kubur nanti dapat lebih meringankan setiap pertanggungjawaban yang dipinta.

Pun sebaliknya, ketika tutur kata dan kotornya lidah dalam berkata-kata meninggalkan luka di hati seseorang, percayalah.. kelak malam pertama di alam kuburmu akan lebih berat, dikarenakan setiap huruf dan rangkaian kata akan dipintai pertanggungjawaban.

Apalagi jika kau terlupa untuk menghapus jejak-jejak tajam kata-kata ini di dunia maya. Sungguh luar biasa dosa yang engkau pikul kelak.

Maka saudara.. pastikan mulai sekarang.. hapus setiap kalimat-kalimatmu yang pernah kau tuliskan di medsos baik dalam bentuk status, komentar atau debat kusir di forum tertentu. apatalagi jika kalimat tersebut tidak pantas dan mengandung unsur dosa di dunia maya. Karena, jika kau tidak menghapusnya. Maka dia akan abadi hingga internet tidak ada lagi.

Coba kau bayangkan, jika esok hari kematian datang menjemput, sedang kalimatmu yang menyakiti dan mengandung dosa itu belum kau musnahkan? Coba bayangkan jika ada sebagian orang terinspirasi dengan komentar jahilmu kemudian menirunya? Maka kau akan menanggung beratnya Multi Level Sins/Dosa. Na'udzubillah

Hapuskanlah sebelum terlambat. Kematian itu datang sebagaimana rezeki dan jodoh datang. Tidak pernah terduga. Hanya saja, rezeki dan jodoh diikuti dengan bahagia, sedangkan kematian memutuskan segalanya.